UIN Raden Fatah Gandeng PT DIM Dampingi Tes Psikologi Pemohon SIM di Sumsel

BeritaTrend.id. – PALEMBANG, 1 Agustus 2025Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang resmi menjalin kerja sama strategis dengan PT DSPEC Internasional Medika (DIM) untuk mendampingi pelaksanaan tes psikologi sebagai syarat penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) di wilayah Sumatera Selatan.

Kolaborasi ini juga mencakup rencana riset pengembangan aspek psikologis dalam keselamatan berkendara.

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) berlangsung pada Kamis, 31 Juli 2025 di Palembang, disaksikan langsung oleh Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Andi Rian R. Djajadi.

MoU tersebut ditandatangani oleh Rektor UIN Raden Fatah Prof. Dr. Muhammad Adil bersama direksi PT DIM.

Direktur PT DIM Hasan Basri mengatakan alasan menggandeng UIN Raden Fatah karena dinilai memiliki lulusan Fakultas Psikologi yang kompeten dan siap kerja.

“Kami percaya alumni psikologi UIN Raden Fatah mampu berkontribusi dalam pelaksanaan psikotes pemohon SIM, sebagai bentuk peningkatan layanan publik,” kata Hasan dalam pernyataan tertulis.

Saat ini, sebanyak 48 alumni Fakultas Psikologi UIN Raden Fatah telah bergabung dengan PT DIM.

Rektor UIN Raden Fatah, Muhammad Adil, menyambut baik kerja sama tersebut sebagai peluang bagi lulusan untuk menerapkan ilmu secara langsung di lapangan.

Tes psikologi telah menjadi syarat wajib dalam proses penerbitan SIM berdasarkan Peraturan Kepolisian (Perpol) Nomor 2 Tahun 2023.

Pasal 12 dalam regulasi tersebut menekankan pentingnya kesehatan rohani, sebagai syarat selain kelayakan fisik dan kemampuan teknis mengemudi.

PT DIM sendiri merupakan penyelenggara resmi layanan psikotes SIM di Sumatera Selatan berdasarkan rekomendasi SDM Mabes Polri pada 23 Januari 2025 dan MoU dengan Polda Sumsel yang diteken 6 Februari 2025.

Dalam kurun waktu 18 Februari hingga 30 Juni 2025, PT DIM telah menguji sebanyak 65.353 pemohon SIM.

Dari jumlah tersebut, 22 orang dinyatakan tidak lulus karena terindikasi mengalami gangguan psikologis, seperti kecemasan berat dan trauma.

“Sebanyak 15 di antaranya merupakan usia muda 17–25 tahun,” ujar Hasan Basri.

Kapolda Sumsel Andi Rian menekankan bahwa kecelakaan di jalan raya bukan hanya soal ketidakterampilan mengemudi, melainkan juga soal kesiapan mental.

“Faktor emosi, konsentrasi, dan kesadaran sosial sangat menentukan keamanan berkendara,” katanya.

Sebagai langkah lanjutan, PT DIM dan UIN Raden Fatah juga sepakat melakukan penelitian bersama tentang peran psikologi dalam upaya menurunkan angka kecelakaan lalu lintas.

Mengingat pertumbuhan kendaraan di Indonesia yang pesat, hal ini dinilai sebagai kebutuhan mendesak.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2023, lebih dari 1,19 juta jiwa meninggal tiap tahun akibat kecelakaan lalu lintas.

Dari jumlah itu, 92 persen terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, termasuk Indonesia.

Cedera akibat kecelakaan menjadi penyebab utama kematian usia muda 5 hingga 29 tahun.

Kerja sama antara institusi pendidikan, sektor swasta, dan kepolisian ini diharapkan menjadi model integratif untuk meningkatkan keselamatan di jalan raya dari sisi psikologis.