TNI Pastikan 18 Anggota OPM Tewas di Puncak Papua

BeritaTrend.id. – PUNCAK, PAPUA TENGAHTNI menegaskan bahwa 18 orang yang tewas dalam kontak tembak antara Satgas Habema dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada 14 Mei 2025 di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, seluruhnya merupakan anggota kelompok bersenjata OPM.

Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, dalam konferensi pers, Selasa (20/5/2025).

“Propaganda bahwa yang ditembak adalah masyarakat sipil seperti itu selalu dilakukan oleh gerombolan OPM.Sama halnya ketika mereka membunuh guru dan tenaga kesehatan yang merupakan warga sipil, lalu dituduh sebagai anggota TNI,” ujar Kristomei.

Menurutnya, klaim OPM yang menyebut sebagian besar korban adalah warga sipil adalah bentuk disinformasi yang kerap digunakan kelompok separatis untuk menarik simpati publik internasional.

Konfirmasi dari Warga Setempat

Kristomei menambahkan bahwa informasi yang TNI dapatkan bersumber dari warga setempat yang telah muak dengan aksi kekerasan dan intimidasi yang dilakukan OPM.

“Keberadaan OPM di lokasi kejadian diketahui dari informasi warga yang sudah tidak tahan dengan kelakuan mereka. Masyarakat menjadi korban pemerkosaan, ancaman, dan pembunuhan secara kejam,” tegasnya.

TNI Buka Ruang Damai bagi Anggota OPM

Meskipun demikian, TNI tetap membuka ruang rekonsiliasi bagi anggota OPM yang ingin kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Kami membuka tangan bagi siapa saja dari OPM yang menyadari kesalahannya dan ingin kembali menjadi warga negara yang baik,” kata Kristomei.

Versi OPM: Hanya Tiga Anggota Tewas, Sisanya Warga Sipil

Mereka adalah Gus Kogoya, Notopinus Lawiya, dan Kanis Kogoya.

OPM menuduh TNI telah menembak warga sipil dalam operasi militer tersebut, tuduhan yang dibantah keras oleh pihak TNI.