Senjata Anti-Drone TNI AD Tampil di Indo Defence 2025

BeritaTrend.id. – Jakarta – Pusat Kesenjataan Artileri Pertahanan Udara (Pussenarhanud) kembali membuat gebrakan dengan meluncurkan sistem senjata anti-drone canggih berbasis gelombang elektromagnetik.

Inovasi ini ditampilkan dalam ajang Indo Defence 2024 Expo & Forum yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada 11–14 Juni 2025.

Pengembangan alutsista ini dilakukan oleh tim riset dan pengembangan Pussenarhanud sebagai respons atas meningkatnya potensi ancaman drone, baik dari aktor negara maupun non-negara, dalam berbagai konteks konflik dan spionase.

Sistem senjata anti-drone ini bekerja dengan menggunakan gelombang elektromagnetik untuk mendeteksi, mengganggu, dan menonaktifkan drone yang masuk ke wilayah udara terlarang.

Berbeda dengan sistem konvensional, teknologi ini tidak menggunakan peluru atau rudal, sehingga lebih ramah lingkungan dan efisien secara biaya.

Fitur Unggulan Sistem Anti-Drone:

  • Radar deteksi dini untuk memantau pergerakan drone secara real-time
  • Tampilan visual kamera dan deteksi target
  • Pengendali jammer dengan pemancar gelombang elektromagnetik
  • Kemampuan mengganggu sinyal GPS dan sistem navigasi drone
  • Adaptif terhadap berbagai jenis drone, dari komersial hingga militer
  • Monitoring suhu, arah angin, kecepatan, kompas, dan status sub-sistem drone</strong>

Menurut keterangan resmi, sistem ini telah melewati fase uji coba terbatas dan akan segera diimplementasikan secara bertahap di satuan strategis Arhanud, terutama di wilayah perbatasan dan objek vital nasional.

Langkah ini merupakan bagian dari upaya modernisasi TNI AD, khususnya kecabangan Arhanud, serta peningkatan kapabilitas dalam perang elektronik dan pertahanan siber.

Selain untuk kepentingan militer, Pussenarhanud juga membuka peluang agar teknologi ini bisa digunakan untuk mendukung instansi sipil, dalam rangka pengamanan terhadap aset penting nasional dari ancaman drone.

Menuju Kemandirian Teknologi Pertahanan

Pengembangan sistem senjata ini menjadi tonggak penting dalam mewujudkan kemandirian teknologi pertahanan dalam negeri.

Ke depan, teknologi ini akan terus disempurnakan untuk dapat digunakan dalam berbagai skenario operasi militer maupun bantuan penanggulangan ancaman non-konvensional.