BeritaTrend.id. – Lumajang –Dugaan praktik mafia BBM subsidi jenis solar ilegal kembali mencuat di wilayah hukum Polsek Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.
Kali ini, sorotan tajam mengarah pada komplotan yang disebut-sebut dikomandoi oleh Kholik dan Ibnu.
Tak hanya menjarah BBM subsidi, kelompok ini diduga melakukan ancaman pembunuhan terhadap wartawan yang tengah melakukan peliputan investigasi di SPBU 54.673.10 Pronojiwo.
Insiden itu menjadi perhatian serius media setelah rekan jurnalis yang meliput aksi ilegal tersebut mendapat intimidasi brutal, termasuk pemukulan terhadap kendaraan yang dikendarainya.
Ironisnya, laporan yang diajukan ke Polsek Pronojiwo tidak mendapat penanganan serius. Bhabinkamtibmas setempat, Suliono, justru terkesan bungkam dan pasif saat peristiwa tersebut dilaporkan.
“Sudah jelas mereka mengancam membunuh dan merusak kendaraan kami, tapi aparat di lokasi justru diam saja, seolah ada pembiaran,” ujar korban yang enggan disebutkan namanya.
Lebih mengkhawatirkan, tindakan bhabinkamtibmas saat dikonfirmasi justru terkesan membela para pelaku dan menyalahkan wartawan yang meliput.
Ini memunculkan dugaan adanya keberpihakan aparat terhadap praktik ilegal tersebut.
Kapolres Lumajang Buka Peluang Laporan Resmi
Menanggapi persoalan ini, Kapolres Lumajang AKBP Alex Sandi Siregar dalam pernyataan resminya melalui pesan WhatsApp menegaskan bahwa pihaknya terbuka untuk menerima laporan resmi.
Ia menjanjikan penanganan profesional dan tuntas.
“Silahkan dilaporkan ke Polres Lumajang, nanti akan ditangani secara profesional hingga tuntas,” tegas Kapolres.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Lumajang, Ipda Untoro, juga mengimbau agar korban segera membuat laporan resmi.
Ia menegaskan bahwa ancaman pembunuhan terhadap jurnalis bukanlah persoalan biasa, dan tindakan tegas akan diambil bila ada pelanggaran oleh aparat.
Desakan Publik dan Harapan Penegakan Hukum
Media dan masyarakat mendesak Kapolda Jatim serta Mabes Polri agar turun tangan mengusut tuntas dugaan keberadaan mafia BBM subsidi di wilayah Lumajang.
Selain mengungkap komplotan Kholik dan Ibnu, mereka juga menuntut evaluasi menyeluruh terhadap kinerja aparat Polsek Pronojiwo.
“Negara tak boleh kalah oleh mafia. Mafia BBM dan para pelindungnya harus segera ditangkap dan diadili sesuai hukum,” seru salah satu aktivis anti-korupsi Lumajang.
Kasus ini menjadi bukti bahwa pengawasan distribusi BBM bersubsidi di daerah rawan disusupi kepentingan gelap.
Ancaman terhadap jurnalis yang meliput praktik ilegal semacam ini adalah bentuk nyata teror terhadap kebebasan pers dan demokrasi.
Pantau terus perkembangan berita investigatif ini hanya di portal berita terpercaya.