Haidar Alwi: Kekuatan Bangsa Ada di Sinergi Aparat

𝘽𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖𝙏𝙧𝙚𝙣𝙙.𝙞𝙙.|Jakarta – Pendiri Haidar Alwi Care sekaligus Haidar Alwi Institute, R. Haidar Alwi, menekankan bahwa kekuatan sebuah bangsa tidak hanya diukur dari kemeriahan perayaan kemerdekaan, melainkan dari soliditas aparat negara menjaga persatuan dan kesejahteraan rakyat.

Dalam refleksi HUT ke-80 Republik Indonesia, Haidar Alwi menilai sinergi TNI dan Polri adalah energi moral yang menopang perjalanan menuju Indonesia Emas.

Ia mencontohkan koordinasi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dalam mengawal keamanan nasional saat perayaan kemerdekaan.

“Sejarah menunjukkan, bila aparat tidak kompak, rakyat yang jadi korban. Karena itu sinergi TNI-Polri harus ditempatkan sebagai prioritas utama,” kata Haidar, Selasa, 19 Agustus 2025.

Pada upacara HUT RI di Istana Merdeka, lebih dari 10 ribu personel gabungan TNI-Polri dikerahkan.

Dari pasukan pengibar bendera, atraksi udara, hingga pengamanan lapangan berlangsung tanpa hambatan. Menurut Haidar, ini bukti nyata profesionalisme aparat negara yang bersatu.

Ia menambahkan, gaya kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit yang humanis sekaligus tegas mampu menjembatani dua institusi besar negara itu dalam berbagai momentum strategis.

“Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo adalah Kapolri terbaik sepanjang masa versi Haidar Alwi Institute,” ujarnya.

Satgas Pangan, Benteng Ekonomi Rakyat

Haidar Alwi juga mengingatkan, stabilitas bangsa tidak hanya soal keamanan fisik, tapi juga ketahanan pangan.

Menurutnya, kelangkaan bahan pokok atau lonjakan harga bisa memicu kerusuhan sosial. Karena itu, ia menekankan peran vital Satgas Pangan Polri.

“Satgas Pangan adalah benteng rakyat. Mereka memastikan distribusi lancar, harga terkendali, dan mafia pangan tak punya ruang,” kata Haidar.

Kebutuhan beras nasional mencapai 33 juta ton per tahun, sementara Bulog hanya menguasai 7–8 persen pasar.

Di titik rawan inilah, ujar Haidar, peran Satgas Pangan menjadi penentu.

Menurutnya, langkah Kapolri mendukung Asta Cita Presiden Prabowo, khususnya dalam misi ketahanan pangan, adalah strategi tepat.

Satgas Pangan bukan sekadar penegak hukum, tapi juga pengawal perut rakyat.

“Stabilitas pangan adalah fondasi stabilitas sosial, dan stabilitas sosial menopang stabilitas politik,” kata Haidar.

Asta Cita dan Integrasi Keamanan-Kesejahteraan

Haidar kemudian mengaitkan sinergi Polri-TNI dan Satgas Pangan dengan visi besar Asta Cita.

Delapan misi strategis pemerintah, mulai dari swasembada pangan, energi, hingga reformasi hukum, menurutnya tak mungkin berjalan tanpa keamanan yang menyatu dengan kesejahteraan.

Ia menyoroti program konkret Polri, seperti Desk Ketenagakerjaan yang sejak Januari 2025 menyalurkan lebih dari 700 korban PHK ke dunia kerja.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pun sudah menjangkau hampir 90 ribu penerima per hari melalui 27 pos pelayanan gizi.

“Ini langkah revolusioner. Keamanan tidak lagi berdiri sendiri, melainkan menjadi bagian dari kesejahteraan rakyat,” ujar Haidar.

Ia menegaskan perlunya kolaborasi lebih luas: sinergi TNI-Polri diperkuat dengan pemerintah daerah, dunia usaha, hingga masyarakat sipil.

“Jika pangan terjamin, pekerjaan tersedia, dan aparat bersatu, maka tidak ada kekuatan asing atau mafia dalam negeri yang bisa menggoyahkan Indonesia,” tegasnya.

Bagi Haidar Alwi, kombinasi antara sinergi TNI-Polri, penguatan Satgas Pangan, dan dukungan terhadap Asta Cita merupakan fondasi strategis bagi Indonesia ke depan.

“Dengan kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kapolri terbaik sepanjang masa versi Haidar Alwi Institute, Indonesia memiliki energi moral yang kuat untuk menatap masa depan,” pungkas Haidar.