BeritaTrend.id.|– JAKARTA — Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa meminta maaf kepada kementerian/lembaga (K/L) dan pemerintah daerah (pemda) yang tersinggung atas ucapannya mengenai lambatnya realisasi belanja anggaran.
Namun, ia menegaskan bahwa dorongan tersebut semata-mata agar perekonomian nasional tetap sinkron dengan arah kebijakan fiskal pemerintah pusat.
“Jadi kalau ada yang tersinggung, saya mohon maaf. Tapi yang benar lah, habiskan tuh duit,” kata Purbaya saat Rapat Kerja Komite IV DPD RI di Senayan, Jakarta, Senin (3/11/2025).
Selama beberapa bulan terakhir, Purbaya gencar meninjau langsung kementerian dan lembaga dengan serapan anggaran rendah.
Ia juga menyoroti besarnya dana pemerintah daerah yang masih mengendap di perbankan tanpa dimanfaatkan.
Menurut Purbaya, langkah kunjungan ke berbagai instansi itu bukan bentuk intervensi kebijakan, melainkan upaya membantu mereka mempercepat penyelesaian hambatan dalam penyerapan anggaran.
“Saya nggak intervensi kebijakan. Saya hanya datang dan tanya, program Anda apa? Habiskan uangnya. Apa yang bisa saya bantu?” ujarnya.
Purbaya menegaskan, uang yang tidak dibelanjakan justru menimbulkan beban bagi negara karena tetap menimbulkan biaya bunga. Selain itu,
uang menganggur tersebut gagal memberi dorongan pada aktivitas ekonomi di tengah situasi yang belum pulih sepenuhnya.
“Satu, saya bayar bunga untuk uang yang nggak dipakai. Kedua, ekonomi lagi susah, tapi nggak terdorong. Habis itu mulai menyebar di kementerian, kayaknya ada yang sebel sama saya, biar aja,” kata dia sambil tersenyum.
Belanja Belum Ngebut, Rp 474,7 Triliun Masih Mengendap
Data Laporan APBN KiTa per September 2025 mencatat, belanja Kementerian/Lembaga yang belum terserap mencapai Rp 474,7 triliun.
Angka itu mendorong Purbaya mengeluarkan teguran keras kepada para pimpinan instansi yang serapannya masih rendah.
Ia memberi tenggat hingga akhir Oktober 2025 bagi seluruh kementerian untuk mempercepat realisasi anggaran.
Bila tidak, dana tersebut akan direalokasi ke sektor lain yang lebih siap mengeksekusi program.
“Penyisiran anggaran ini kan sudah tanggal 14, tinggal 16 hari lagi. Kalau nggak bisa belanja, ya akan saya relokasi ke tempat lain,” tegasnya dalam konferensi pers APBN Kita di Kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat, 14 Oktober lalu.
Ekspansi Fiskal Masih Terbatas
Purbaya juga menegaskan bahwa pemerintah belum akan melakukan ekspansi fiskal besar-besaran tahun ini maupun tahun depan.
Rasio defisit terhadap produk domestik bruto (PDB) pun dipastikan tetap di bawah 3 persen.
“Kami memastikan dana yang ada digunakan secara optimal. Bantuan tambahan tetap diberikan untuk mempercepat laju ekonomi, tapi tetap dalam batas fiskal yang hati-hati,” jelasnya.
Dengan nada tegas namun diplomatis, Purbaya menutup pernyataannya dengan satu pesan sederhana: “Anggaran itu dibuat untuk bekerja, bukan mengendap.”


