32 Tahun Wiji Thukul Hilang, JAKER Suarakan Perlawanan

Beritatrend.id.|Jakarta, -Sudah 32 tahun penyair dan aktivis Wiji Thukul hilang tanpa kabar. Namun kata-katanya tetap hidup dan jadi inspirasi banyak orang.

Sebagai bentuk penghormatan, Jaringan Kebudayaan Rakyat (JAKER) menggelar konser Wayang Kulit Milenial sekaligus meluncurkan antologi puisi bertajuk “Luka Yang Tak Menyerah Bara Yang Tak Padam.”

Kegiatan ini menghadirkan karya dari para budayawan, seniman, aktivis, politisi hingga masyarakat luas.

Semua disatukan dalam semangat untuk menjaga api perlawanan terhadap ketidakadilan tetap menyala.

JAKER menegaskan perjuangan membangun Indonesia bukan hal mudah, apalagi di tengah jurang ketimpangan ekonomi yang kian menganga.

Istilah serakahnomics pun digunakan untuk menyebut kelompok oligarki, kaum serakah, hingga birokrat korup yang memperkaya diri dengan mengorbankan rakyat dan kekayaan negeri.

“Bangsa yang kehilangan jati diri dan akar kebudayaan tidak akan pernah merdeka,” tegas JAKER dalam pernyataannya.

Karena itu, JAKER menyatakan dukungan terhadap langkah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam melawan sistem imperialisme-neoliberalisme, oligarki, hingga praktik korupsi.

Konser Wayang Kulit Milenial ini mengangkat lakon “Amarta Binangun” yang dibawakan oleh Ki Gunarto Gunotalijendro.

Lakon tersebut menyimbolkan kerja keras membangun negara adil makmur, gemah ripah loh jinawi, serta tata tenteram kerta raharja.

“Lewat karya seni yang jujur, kami ingin menyampaikan keresahan rakyat. Seni bukan hanya hiburan, tapi juga perlawanan,” ujar perwakilan JAKER.

Bagi JAKER, setiap orang adalah seniman, dan setiap tempat bisa menjadi panggung.

Dengan semangat gotong royong, karya seni diyakini mampu menggerakkan kesadaran publik untuk kembali pada jati diri bangsa dan membangun Indonesia berdaulat.